KONSTRUK, VARIABEL DAN
DIMENSINYA
MAKALAH
Disusun Unntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Dr.Anton Bawono,M.Si.
Disusun Oleh :
Fitriya Dini Qoyyimah (213-14-098)
Khairul Azizah (213-14-103)
Program Study Perbankan Syariah PS S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri IAIN Salatiga
Tahun Ajaran 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat meneyelesaikan
makalah tentang “Konsep, Konstruk dan Variabel ” dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan
kami juga berterima kasih kepada bapak Anton Bawono selaku Dosen mata Metodologi
Penelitian yang
telah membimbing penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini berguna dalam menambah wawasan
dan pengetahuan mengenaiKonsep, Konstruk,
Variabel. Kami juga
menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik serta saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Salatiga, 10 Maret 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan dengan
berbagai persoalan atau permasalahan baik yang bersifapecahan secara awam maupun masalah yang menuntu perpecahan
secara sistematik. Masalah-masalah tersebut Pemacahanya sering dengan cara sederhana saja
dan bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data pendukung.
Disamping masalah-maslah awam, ada maslah-masalah yang
bersifat kompleks atau rumit yang pemecahannya menuntut dan memperlukan
sejumlah data pendukung yang digunakan untuk membuat keputusan dan menarik
kesimpulan. Masalh yang seperti inilah yang menjadi perhatian kita, khususnya
dalam dunia pendidikan. Masalah seperti ini menuntut metode ilmiah untuk
penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah tertentu dalam usaha melakukan
masalah yang dijumpai.
Kedudukan masalah dalam alur prosedur penelitiab sangatlah
penting bahkan lebih penting dari solusi atau jawaban yang akan diperoleh atau
dicari, karena maslah yang dipilih dapat menggunakan rumusan masalah, tujuan hipotesisi, kajian pustaka yang akan
digunakanyang diselesaikan dalam suatu penelitian.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian konsep,variable dan konstruk?
2. Apa saja jenis-jenis variable?
3. Bagaimana pengukuran variable?
1.3Tujuan
1.
Makalah ini bertujuan agar pembaca
dapat memahami pengertian konstruk, variable dan konsep.
2.
Makalah ini bertujuan agar pembaca
dapat mengetahui jenis-jenis variable.
3.
Makalah ini bertujuan agar pembaca
dapat mengetahui pengukuran variable.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
Konsep
adalah abstraksi yang dibentuk dari generalisasi “particulars” Berat adalah
konsep karena berat merupakan ekspresi sejumlah observasi dari segala sesuatu
yang berkisar dari ringan hingga berat. Energi, daya, berat jenis, tahanan
listrik adalah konsep-konsep yang biasa dipakai oleh peneliti fisika.
Konsep-konsep tersebut lebih abstrak dibanding ketinggian, berat dan panjang.
Konsep yang mudah dikenal dalam penelitian sosial adalah prestasi. Prestasi
adalah abstraksi yang dibentuk dari pengamatan perilaku tertentu dari seorang
(misal siswa). Perilaku itu dikaitkan dengan pemahaman atau kompetensi dalam
mengerjakan tugas-tugas guru dalam pelajaran Matematika, Bahasa, Fisika, dan
lain-lain. Contoh lain dari konsep misalnya kecerdasan, agretifitas, kejujuran,
kepuasan, kerja, kesetiaan (loyalitas), dan sebagainya. Konsep merupakan bahan
baku ilmu pengetahuan. Dari konsep dibentuk proposisi, dan proposisi itu
membentuk teori.
Konsep
adalah istilah atau simbol yang menunjuk pada suatu pengertian tertentu.
Rambu-rambu lalu lintas adalah simbol, dan simbol itu menunjuk pada suatu
pengertian tertentu yang perlu dipahami dan dipatuhi sebagai suatu peraturan.
Sekolah adalah istilah dan istilah ini mengingatkan kita pada sesuatu yang
kongkret seperti gedung, guru, murid, pelajaran, dan sebagainya. Wawewo juga
sebuah istilah tetapi istilah ini tidak mengandung makna, tidak menunjuk pada
suatu pengertian, karena itu bukan konsep.
Konsep
adalah sesuatu yang abstrak tetapi menunjuk pada sesuatu yang kongkret.
Abstraksi suatu konsep itu bertingkat-tingkat, ada yang abstraksinya sangat
tinggi dan ada yang rendah. Misalnya, “minat” adalah suatu konsep yang sukar
dicarikan hal-hal kongkret sebagai penunjuknya, tetapi “kursi” adalah kosep
yang sangat mudah dihubungkan dengan hal yang kongkret. Konsep-konsep yang
dimiliki ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Konsep seperti ini oleh Kerlinger
disebut construct atau konsep nominal
Konsep
adalah istilah mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan
menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari
pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok
fenomena tertentu yang menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi konsep
merupakan sejumlah cirri atau standar umum suatu objek. Contoh konsep misalnya
kata “meja” adalah sebuah konsep dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai
fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger menyebut konsep sebagai abstraksi yang
dibentuk dengan yang merepresentasikan sebuah objek hasil pengamatan yang
terbuat dari kayu mempunyai emta kaki sebagai penyangga sebuah bidang datar
yang kadang terbuat dari kaca yang semua bahannya bersifat konkret.
Pengetahuan tentang konsep penting
dipahami karena beberapa alasan. Pertama, untuk menyederhanakan proses riset
dengan cara mengombinasikan karakteristik-karakteristis tertentu, objek-objek
atau individu-individu ke dalam kategori yang lebih umum. Kedua, konsep
menyederhanakan komunikasi diantara orang-orang yang ingin berbagi pemahaman
tentang konsep yang digunakan dalam riset. Ketiga, sebagai dasar untuk
membangun variable maupun skala pengukurang yang akan digunakan.
Dalam
penelitian, variabel dibagi dalam tiga kategori: (1) independent variable dan
dependent variable, (2) variabel aktif dan variabel atribut, (3) variabel
kontinum dan variabel diskret.
Variabel yang diduga sebagai penyebab disebut variabel bebas dan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat
Variabel yang diduga sebagai penyebab disebut variabel bebas dan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat
2.1 Konstruk
Konstruk
merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang
lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Konsep
dihasilkan oleh ilmuwan secara sadar untuk kepentingan ilmiah. Konstruk dapat
diartikan sebagai konsep yang telah dibatasi pengetiannya (unsur, ciri, dan
sifatnya) sehingga dapat diamati dan diukur.
Contohnya,
kemiskinan adalah konsep setelah pengertiannya dibatasi secara khusus sebagai
kondisi dimana penghasilan per bulan dibawah Rp 150 ribu, sehingga dapat
diamati dan diukur maka disebut sebagai konstruk.
Dalam mendeskripsikan variabel, peneliti tidak harus
terpancing dengan nama variabel secara persis, namun juga dipertimbangkan
teori-teori yang berkaitan dan dekat dengan variabel tersebut. Contoh variabel
motivasi pelayanan untuk mendapatkan pemahaman tentang motivasi pelayanan dapat
diambil dari sumber-sumber misalnya motivasi kerja, motivasi berprestasi,
motivasi belajar, dan lain-lain. Setelah variabel penelitian dideskripsikan
secara baik, kemudian peneliti menutup uraian teori tiap variabel dengan suatu
konstruk. Konstruk atau bangunan pengertian atau konsep yang digunakan
dalam penelitian merupakan pendapat peneliti tentang variabel tersebut dimana
maknanya akan dipergunakan sebagai landasan dalam penelitian. Konstruk lahir
karena peneliti terinspirasi dari berbagai teori atau kajian yang disusunnya.
Untuk itu penempatan konstruk pada alenia terakhir dari setiap kajian teori per
variable.
Konstruk atau
konsep nominal adalah konsep yang bersifat umum yang pengertiannya tidak
terikat pada waktu dan tempat. Misalnya “motivasi belajar mahasiswa di
Indonesia. Motivasi adalah konsep yang bersifat umum tetapi, motivasi belajar
mahasiswa di Indonesia adalah konsep yang hanya berlaku pada mahasiswa di
Indonesia. Kerlinger menamakan motivasi itu dengan konstruk dan motivasi
belajar mahasiswa dinamakan konsep
2.3 Variabel Penelitian
Variabel
adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Variabel
yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan
di deskripsikan. Jumlah variabel yang digunakan tergantung dalamnya penelitian
yang dilakukan. Data atu fakta-fakta penelitian akan diperoleh secara secara
sempurna manakala peneliti tepat dan jelas dalam menentukan dan mendeskripsikan
variabel penelitian.
Variabel
penelitian dapat berbentuk diskrit atau kontinu. Secara harviah, diskrit
berarti tidak mempnyai pecahan (utuh). Jumlah anak dalam satu keluarga dalah
satu variabel diskrit yang pilihannya : dua, tiga, empat dll. Jumlah anak tidak
pernah berjumlah pecahan : 0,5 ; 2,5 atau 3,5.
Variabel
kontinu dapat dinyatakan dalam angka pecahan cotohnya : tinggi badan seorang
anak adalah 1,27 meter dan berat badanya 22,56 kg. Perbedaan antara keduanya
yaitu variabel diskrit adalah hasil perhitungan sedangkan variabe kontinu
adalah hasil pengukuran.
Disamping
sebagai pembeda, variabel juga bermanfaat membantu mehami hubungan keterkaitan
antara variabel yang satu dengan yang lain karena fenomena sosial dapat
dijelaskan dan diprediksi serta diketahui hubungan keterkaitan satu sama yang
lain. Pedoman untuk memilih variabel yang saling terkait adalah dari pengembangan
teori atau hakikat teori. Dalam membangun model hubungan antar konsep, peneliti
hanya mendasarkan kepada penalaran yang bersumber dari pemikiran sendiri yang
terinspirasi dari teori yang sudah ada.[1]
3.4
Konsep dan Variabel
Konsep
adalah pengertian secara umum dari suatu peristiwa atau gejala yang bersifat
abstrak terutama pada tataran ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Konsep juga dapat diartikan sebagai abstraksi untuk
menggeneralisasikan hal-hal yang khusus. Didalam ilmu
eksakta atau (alam) konsep akan lebih nyata dan
lebih jelas dapat diukur, misalnya berat, tinggi, luas, panjang, dsb.
Namun, dalam ilmu sosial dan humaniora lebih bersifat abstrak yang memperlukan
deskrepsi lebih lanjut untuk dapat mengukuurnya. Misalnya konsep bekerja,
prestasi, kepemimpinan dsb.
Didalam
kegiatan penelitian, dalam rangka memperoleh data atau fakta, maka setiap
konsep harus dideskripsikan lebih nyata dan jelas. Oleh karena itu setiap
konsep yang dipergunakan dalam penelitian diterjemahkan lebih lanjut menjadi
variabel penelitian.
Konsep
diterjemahkan menjadi variabel agar lebih daapt diukur dengan melakukan
deskripsi operasional dengan memberikan tekanan dan pemilahan pada aspek
tertentu dari konsep itu sendiri. Misalnya konsep tentang prestasi kerja harus
dideskripsikan agar dapat lebih terukur, apakah pada aspek kualitas, kuantitas,
aspek proses atau hasil dsb.[2]
3.5
Variabel dan data Penelitian
Seperti
telah disebutkan bahwa penelitian pada dasarnya menjawab masalah penelitian dan
membuktikan hipotesis penelitian, dengan menggunakan data atau fakta ataupun
gejala yang ditemukan. Untuk memperoleh data atau fakta tersebut diperlukan
ketegasan dan kejelasan konsep dan variabel peneliian. Dari variabel penelitian
dengan deskripsi yang jelas akan menjadi alat ukur terhadap objek penelitian.
Melalui metode pengumpulan data
penelitian, maka akan diperoleh data atau fakta penelitian. [3]
2.6 Jenis-Jenis Variabel
·
Variabel
dependen (variabel terikat)
Dinamakan variabel
terikat karena variabel ini terikat atau dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel
ini dipengaruhi oleh variabel lain. Contohnya: pengaruh belajar terhadap
prestasi.
·
Variabel
Independen (variabel bebas)
Dinamakan variabel
bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Variabel
ini adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen.
Contohnya
: pengaruh belajar terhadap prestasi.
·
Variabel
Moderat
Variabel
moderat mempengaruhi (memperkuat atau melemahkan) variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel ini juga
disebut variabel independen kedua.
Contohnya: hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin
kuat bila peran dosen sangat baik, dan hubungan semakin rendah
bila peranan dosen kurang baik.
·
Variabel
Antara
Variabel
antara yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat,tetapi tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.variabel ini
terletak antara variabel bebas dan variabel terikat , sehingga variabel bebas
tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya variabel terikat.
Contohnya: tinggi rendahnya
penghasilan akan mempengaruhi umur harapan hidup. Disini variabel antaranya
yaitu yang berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya
hidup terdapat variabel moderat yaitu budaya lingkungan tempat tinggal
3.6
Teknik Pengukuran
Pengukuran
adalah penetapan angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu :
1. Indikan dari objek
Suatu
objek mempunyai ciri atau sifat jika kita mengukur suatu objek yang diukur
sebenarnya bukanlah objek tersebut, bukan pula sifatnya, tetapi yang diukur
indikan dari sifat tersebut. Indikan tidak lain dari suatu istilah yang
digunakan yang berarti suatu yang menunjukkan pada sesuatu yang lain.
2. Pengukuran vs Realita
Dalam
ilmu-ilmu natural dari suatu variabel dapat secara langsung diamati dan dibandingkan
dengan realita. Dilain pihak mengukur fariabel ilmu sosial sering mengandung
tanda tanya apakah pengukuran yang dilaukan cocok dengan realita. Dengan
perkataan lain apakah prosedur pengukuran yang dilakukan isomorphik dengan
realita? Suatu pengukuran yang baik harus mempunyai sifat isomorphis dengan
realita.
Jenis-jenis
pengukuran:
a. Ukuran nominal
b. Ukuran ordinal
c. Ukuran interval
Ukuran nominal adalah ukuran yang
sederhana dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label
saja, dan tidak menunjukan tingkatan apa-apa. Objek dikelompokan dalam set-set,
dan kepada semua anggota set diberikan angka. set-set tersebut tidak boleh
tumpang tindih dan tersisa. Variable
nominal juga dapat diartikan variable dimana tidak ada keharusan menguutkan
katagorinya. Contohnya : warga Negara Indonesia dilihat dari sudut agama,
penyusunan katagorinya dapat memenuhi berbagai cara : agama islam, katolik,
hindu, budha, Kristen atau bias juga, Kristen, islam, hindu, buda, katolik.
Ukuran ordinal adalah angka yang
diberikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan. Ukuran
ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan
rendom atau ringking saja. Variable
ordinal juga dapat diartikan variable dimana katagorinya dapat dirutkan.
Contohnya : sejumlah orang islam ditanya tentang solat tahajud mereka, maka
urutan katagori variable tersebut sebagai berikut :
Ibadah solat tahajud :
a.
Selalu
b.
Sering
c.
Kadang-kadang
d.
Jarang
e.
Tidak pernah
Ukuran interval adalah suatu
pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal
dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval
memperlihatkan jarak yang sama dari ciri
satu atau sifat objek yang diukur. Ukuran interval tidak memberikan jumlah
absolut dari objek yang diukur. Variabel
interval dapat diartikan sebagai variable yang katagorinya dapat diurutkan dan jarak satu katagori dengan kata gori
berikutnya dapat dihitung dengan tepat. Sebagai contoh : sejumlah mahasiswa
dilihat dari IPK nya.
a.
3,01-4,00
b.
2,01-3,00
c.
1,01-2,00
d.
0,01-1,00
Ukuran rasio adalah sekala ukur
dimana bilangan saling berfungsi sebagai pembeda, menunjukkan tingkat dan jarak
yang sama atau jelas, juga sudah memberikan nilai nol yang absolut atau ada
titik nolnya.
Dalam ilmu statistika, data rasio merupakan
tipe data dengan level pengukuran yang paling tinggi dibandingkan dengan tipe
data lain. Data ini termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Angka yang
digunakan pada data ini menunjukkan angka yang sesungguhnya, bukan hanya
sebagai symbol dan memiliki nilai nol yang sesungguhnya. Pada data ini, dapat
dilakukan berbagai operasi matematika.
Contohnya :
Dalam sebuah bank, seseorang
mempunyai tabungan dengan saldo 10.000.000 rupiah. Angka tersebut menunjukkan
bahwa orang tersebut benar-benar mempunyai saldo sebesar 10.000.000 rupiah.
Jika seseorang mempunyai saldo -1.000.000 rupiah berarti orang tersebut
mempunyai hutang sebesar 1.000.000 rupiah. Sedangkan jika seseorang mempunyai
saldo 0 rupiah berarti orang tersebut tidak mempunyai tabungan maupun hutang
4. Reliabilitas dan Validitas
Reliabilitas menyangkut ketepatan
alat ukur. Suatu alat ukur disebut mempunyai realibilitas tinggi atau dapat
dipercaya, jika alat ukur itu stabil dapat diandalkan dan dapt diramalkan.
Dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan
memberikan hasil yang serupa. Suatu pertanyaan atau ukuran yang akurat adalah
ukuran yang cocok dengan yang diukur.
*Validitas isi : mempersoalkan
apakah isi dari suatu alat ukur (bahanya, topiknya, substannya) )mencangkup
representatif atau cukup merupakan sebuah sampling. Validitas isi secara
mendasar adalah suatu pendapat baik pendapat sendiri atupun pendapat orang
lain. Tiap-tiap item atau soal dalam ujian perlu dipelajari secara seksama dan
kemudian dipertimbangkan tenrang epresenatif tidaknya isi yang akan diuji.
Validitas yang berhubungan dengan
kriteria :
Validitas yang berhubungan dengan
kriteria adalah validitas yang dilihat dengan membandingkan suatu kriteria atau
variabel yang diketahui atau dipercaya dapat digunakan mengukur atribut
tertentu. Jika skor atau skala yang diukur dibandingkan dengan suatu atau lebih
kriteria atau variabel yang dianggap mengukur hal yang ingin diukur, maka yang
dikerjakan adalah menetapkan validitas dari alat ukur. Validitas prediktif
termasuk dalam validitas yang berhubungan dengan creterion. Segala jenis
validitas dengan tujuan mengadakan prediksi dengan kriteria luar adalah
validitas yang berhubungan dengan kriteria.
*validitas konstrak
(construk)
Seperti
diketahui konstruk adalah suatu abstraksi dan generalisasi khusus dan merupakan
suatu kosep yang diciptakan khusus untuk kebutuhan ilmiah dan mempunyai pengertian
terbatas. Kostruk tersebut diberi definisi sehingga dapat dilihat dan diukur.
Dalam membahas validitas konstruk (seperti; intelegensia, status ekonomi,
persepsi,pendidikan tradisional, jenis
kelamin,dsb) maka pertama-tama yang dikerjakan
oleh seorang peneliti adalah menganalisa unsur-unsur yang menjadi bagian dari konstruk
tersebut.
*validitas muka
Ada dua pengertian
tentang faliditas muka , pertama validitas muka berhubungan dengan pengukuran
yang konkret tanpa memerlukan inferensi. Arti yang lain dari validitas muka
berhubungan dengan penelitian para ahli terhadap suatu alat ukur.[5]
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Konsep,
variable, dan konstruk ketiganya saling berkaitan. Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan objek secara
abstrak.
Konstuk merupakan
jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi
dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu.
Variable merupakan penentu sifat apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Jenis-jenis variable yaitu :
1.
Variable dependen
2.
Variable independen
3.
Variable moderat
4.
Varabel antara
Ada beberapa cara Pengukuran variable
diantaranya :
1. Pengukuran Nominal
2. Pengukuran Ordinal
3. Pengukuran interval
4. Pengukuran Rasio
DAFTAR PUSTAKA
Sumanto, Teori
dan Aplikasi Metodologi Penelitian, Yogyakarta: 2014
Supardi, Metodologi Penelitian
Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta, 2005
http://www.apapengertianahli.com/2014/09/pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabel.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar