Mengenai Saya

Foto saya
salatiga, jawa tengah, Indonesia

Jumat, 16 September 2016



Struktur Keilmuan Islam

Islam merupakan agama yang ajarannya bisa diterima oleh semua umat, kapanpun dan dimanapun. Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW secara khusus disebut sebagai agama islam atau dien al-islam. Nabi muhamad telah menambahkan ajaran tersebut secara sempurna, sehingga akan terjamin otentitas dan sekaligus perkembangannya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tempat, yaitu :
1.      Membukukan secara otentik sumber dasar, pokok-pokok, dan ajaran dalam islam sebagai wahyu dari Allah SWT yang tertuang dalam al-qur’an.
2.      Memberikan penjelasan, contoh dan teladan pelaksanaanya didalam Hadist
Memahami ajaran Islam dalam struktur islam, iman, ihsan
Orang yang islam disebut muslim, orang yang beriman disebut mu’min dan orang yang ihsan disebut muhsin. Dan dalam kaitan ini seorang islam dan belum beriman baru hanya disebut muslim, apabila seorang islam sudah beriman maka berubahlah disebut mu’min dan seorang mu’min apabila sudah bisa menjadi seorang ihsan baru disebut ihsan dan inilah yang disebut dengan triologi ajaran illahi.
·         Islam
Islam adalah inisial seseorang masuk kedalam lingkar ajaran illahi. Orang yang baru  masuk islam itu belum dikatakan beriman, melainkan hanya sedang ber-islam, sebab iman belum masuk pada diri mereka. Iman lebih mendalam daripada islam.
Kata al-islam mempunyai banyak istilah dan tentunya sering ditemukan di dalam al-qur’an yaitu islam yang berarti sikap pasrah atau menyerahkan diri kepada Allah. Hal ini dikuatkan dengan adanya dasar pandangan dalam al-qur’an bahwa semua agama yang benar adalah agama islam, dalam pengertian “semuanya” mengajarkan sikap pasrah kepada Tuhan. Sebagaimana disimpulkan dari firman Allah :
“Dan janganlah berdebat dengan ahlul kitab, melainkan dengan cara yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim diantara mereka, dan katakanlah, kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu, Tuhan kami dan Tuhan kamu satu : dan hanya kepada-Nya kami berserah diri”
Sama dengan perkataan “al-islam” di atas, perkataan “muslimun” dalam firman itu lebih tepat diartikan pada makna generiknya,.
·         Iman
Secara umum iman diartikan percaya, khususnya percaya pada rukun Iman yang enam (merut akidah sunny). Berdasarkan hadist iman merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan sikap hidup. Karena percaya pada rukun Iman itu memang mendasari pada tindakan seseorang, maka pengertian Iman yang umum dikenal dengan wajar dan benar. Dalam pengertian yang lebih mendalam , Iman tidak hanya cukup dengan sikap batin yang percaya atau hanya sekedar mempercayai saja, tetapi menuntut perwujudan lahiriyah atau tindakan-tindakan.  Dalam pengertian inilah kita dapat memahami sabda Nabi bahwa Iman mempunyai lebih dari 70 tingkat, yang paling tinggi adalah ucapan tiada Tuhan selain Allah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan bahaya dijalan.
Keimanan adalah hal yany paling mendasar yang harus dimiliki seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
·         Ihsan
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Nabi menjelaskan “ihsan ialah bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya dan apabila tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat engkau”.  Dengan demikian ihsan adalah ajaran tentang penghayatan pekat akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan diri dengan menghadap dan berada di depan hadirat-Nya ketika beribadah.
Lalu bagaimana caranya? Dalam mengejawantahkan ihsan bagi mahluk sosial seperti manusia, khususnya kaum muslim ialah dengan cara berbuat baik. Karena dengan pemahaman ihsan ini kita merasa selalu diawasi oleh Allah Yang Maha Melihat, dengan begitu kita tidak akan mau melakukan perbuatan buruk, kalaupun sampai terbersit maka tetap saja kita tidak akan mau mengerjakannya disebabkan Ihsan tadi. Selain berbuat baik Ihsan juga merupakan salah satu cara agar kita bisa khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu melihat kita.