Mengenai Saya

Foto saya
salatiga, jawa tengah, Indonesia

Jumat, 24 Juni 2016

KONSTRUK, VARIABEL DAN DIMENSINYA
MAKALAH
Disusun Unntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Dr.Anton Bawono,M.Si.



Disusun Oleh :
Fitriya Dini Qoyyimah (213-14-098)
Khairul Azizah (213-14-103)

Program Study Perbankan Syariah PS S1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri IAIN Salatiga
Tahun Ajaran 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat meneyelesaikan makalah tentang “Konsep, Konstruk dan  Variabel ” dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan kami juga berterima kasih kepada  bapak Anton Bawono selaku Dosen mata Metodologi Penelitian yang telah membimbing penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini berguna dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenaiKonsep, Konstruk, Variabel. Kami juga menyadari bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik serta saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        Salatiga, 10 Maret 2016
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan dengan berbagai persoalan atau permasalahan baik yang bersifapecahan secara  awam maupun masalah yang menuntu perpecahan secara sistematik. Masalah-masalah tersebut  Pemacahanya sering dengan cara sederhana saja dan bersifat segera dan tidak membutuhkan data-data pendukung.
Disamping masalah-maslah awam, ada maslah-masalah yang bersifat kompleks atau rumit yang pemecahannya menuntut dan memperlukan sejumlah data pendukung yang digunakan untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan. Masalh yang seperti inilah yang menjadi perhatian kita, khususnya dalam dunia pendidikan. Masalah seperti ini menuntut metode ilmiah untuk penyelesaiannya, yaitu melalui langkah-langkah tertentu dalam usaha melakukan masalah yang dijumpai.
Kedudukan masalah dalam alur prosedur penelitiab sangatlah penting bahkan lebih penting dari solusi atau jawaban yang akan diperoleh atau dicari, karena maslah yang dipilih dapat menggunakan rumusan masalah,  tujuan hipotesisi, kajian pustaka yang akan digunakanyang diselesaikan dalam suatu penelitian.






1.2Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian konsep,variable dan konstruk?
2.      Apa saja jenis-jenis variable?
3.      Bagaimana pengukuran variable?



1.3Tujuan
1.      Makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami pengertian konstruk, variable dan konsep.
2.      Makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui jenis-jenis variable.
3.      Makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui pengukuran variable.
  


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep
Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dari generalisasi “particulars” Berat adalah konsep karena berat merupakan ekspresi sejumlah observasi dari segala sesuatu yang berkisar dari ringan hingga berat. Energi, daya, berat jenis, tahanan listrik adalah konsep-konsep yang biasa dipakai oleh peneliti fisika. Konsep-konsep tersebut lebih abstrak dibanding ketinggian, berat dan panjang. Konsep yang mudah dikenal dalam penelitian sosial adalah prestasi. Prestasi adalah abstraksi yang dibentuk dari pengamatan perilaku tertentu dari seorang (misal siswa). Perilaku itu dikaitkan dengan pemahaman atau kompetensi dalam mengerjakan tugas-tugas guru dalam pelajaran Matematika, Bahasa, Fisika, dan lain-lain. Contoh lain dari konsep misalnya kecerdasan, agretifitas, kejujuran, kepuasan, kerja, kesetiaan (loyalitas), dan sebagainya. Konsep merupakan bahan baku ilmu pengetahuan. Dari konsep dibentuk proposisi, dan proposisi itu membentuk teori.
Konsep adalah istilah atau simbol yang menunjuk pada suatu pengertian tertentu. Rambu-rambu lalu lintas adalah simbol, dan simbol itu menunjuk pada suatu pengertian tertentu yang perlu dipahami dan dipatuhi sebagai suatu peraturan. Sekolah adalah istilah dan istilah ini mengingatkan kita pada sesuatu yang kongkret seperti gedung, guru, murid, pelajaran, dan sebagainya. Wawewo juga sebuah istilah tetapi istilah ini tidak mengandung makna, tidak menunjuk pada suatu pengertian, karena itu bukan konsep.
Konsep adalah sesuatu yang abstrak tetapi menunjuk pada sesuatu yang kongkret. Abstraksi suatu konsep itu bertingkat-tingkat, ada yang abstraksinya sangat tinggi dan ada yang rendah. Misalnya, “minat” adalah suatu konsep yang sukar dicarikan hal-hal kongkret sebagai penunjuknya, tetapi “kursi” adalah kosep yang sangat mudah dihubungkan dengan hal yang kongkret. Konsep-konsep yang dimiliki ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Konsep seperti ini oleh Kerlinger disebut construct atau konsep nominal


 Konsep adalah istilah mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi konsep merupakan sejumlah cirri atau standar umum suatu objek. Contoh konsep misalnya kata “meja” adalah sebuah konsep dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan yang merepresentasikan sebuah objek hasil pengamatan yang terbuat dari kayu mempunyai emta kaki sebagai penyangga sebuah bidang datar yang kadang terbuat dari kaca yang semua bahannya bersifat konkret.
Pengetahuan tentang konsep penting dipahami karena beberapa alasan. Pertama, untuk menyederhanakan proses riset dengan cara mengombinasikan karakteristik-karakteristis tertentu, objek-objek atau individu-individu ke dalam kategori yang lebih umum. Kedua, konsep menyederhanakan komunikasi diantara orang-orang yang ingin berbagi pemahaman tentang konsep yang digunakan dalam riset. Ketiga, sebagai dasar untuk membangun variable maupun skala pengukurang yang akan digunakan.
Dalam penelitian, variabel dibagi dalam tiga kategori: (1) independent variable dan dependent variable, (2) variabel aktif dan variabel atribut, (3) variabel kontinum dan variabel diskret.
Variabel yang diduga sebagai penyebab disebut variabel bebas dan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat

2.1  Konstruk
Konstruk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Konsep dihasilkan oleh ilmuwan secara sadar untuk kepentingan ilmiah. Konstruk dapat diartikan sebagai konsep yang telah dibatasi pengetiannya (unsur, ciri, dan sifatnya) sehingga dapat diamati dan diukur.
Contohnya, kemiskinan adalah konsep setelah pengertiannya dibatasi secara khusus sebagai kondisi dimana penghasilan per bulan dibawah Rp 150 ribu, sehingga dapat diamati dan diukur maka disebut sebagai konstruk. 
Dalam mendeskripsikan variabel, peneliti tidak harus terpancing dengan nama variabel secara persis, namun juga dipertimbangkan teori-teori yang berkaitan dan dekat dengan variabel tersebut. Contoh variabel motivasi pelayanan untuk mendapatkan pemahaman tentang motivasi pelayanan dapat diambil dari sumber-sumber misalnya motivasi kerja, motivasi berprestasi, motivasi belajar, dan lain-lain. Setelah variabel penelitian dideskripsikan secara baik, kemudian peneliti menutup uraian teori tiap variabel dengan suatu konstruk. Konstruk  atau bangunan pengertian atau konsep yang digunakan dalam penelitian merupakan pendapat peneliti tentang variabel tersebut dimana maknanya akan dipergunakan sebagai landasan dalam penelitian. Konstruk lahir karena peneliti terinspirasi dari berbagai teori atau kajian yang disusunnya. Untuk itu penempatan konstruk pada alenia terakhir dari setiap kajian teori per variable.
Konstruk atau konsep nominal adalah konsep yang bersifat umum yang pengertiannya tidak terikat pada waktu dan tempat. Misalnya “motivasi belajar mahasiswa di Indonesia. Motivasi adalah konsep yang bersifat umum tetapi, motivasi belajar mahasiswa di Indonesia adalah konsep yang hanya berlaku pada mahasiswa di Indonesia. Kerlinger menamakan motivasi itu dengan konstruk dan motivasi belajar mahasiswa dinamakan konsep

2.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Variabel yang ingin digunakan perlu ditetapkan, diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan di deskripsikan. Jumlah variabel yang digunakan tergantung dalamnya penelitian yang dilakukan. Data atu fakta-fakta penelitian akan diperoleh secara secara sempurna manakala peneliti tepat dan jelas dalam menentukan dan mendeskripsikan variabel penelitian.
Variabel penelitian dapat berbentuk diskrit atau kontinu. Secara harviah, diskrit berarti tidak mempnyai pecahan (utuh). Jumlah anak dalam satu keluarga dalah satu variabel diskrit yang pilihannya : dua, tiga, empat dll. Jumlah anak tidak pernah berjumlah pecahan : 0,5 ; 2,5 atau 3,5.
Variabel kontinu dapat dinyatakan dalam angka pecahan cotohnya : tinggi badan seorang anak adalah 1,27 meter dan berat badanya 22,56 kg. Perbedaan antara keduanya yaitu variabel diskrit adalah hasil perhitungan sedangkan variabe kontinu adalah hasil pengukuran.
Disamping sebagai pembeda, variabel juga bermanfaat membantu mehami hubungan keterkaitan antara variabel yang satu dengan yang lain karena fenomena sosial dapat dijelaskan dan diprediksi serta diketahui hubungan keterkaitan satu sama yang lain. Pedoman untuk memilih variabel yang saling terkait adalah dari pengembangan teori atau hakikat teori. Dalam membangun model hubungan antar konsep, peneliti hanya mendasarkan kepada penalaran yang bersumber dari pemikiran sendiri yang terinspirasi dari teori yang sudah ada.[1]

3.4  Konsep dan Variabel
Konsep adalah pengertian secara umum dari suatu peristiwa atau gejala yang bersifat abstrak terutama pada tataran ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Konsep juga dapat diartikan sebagai abstraksi untuk menggeneralisasikan hal-hal yang khusus. Didalam ilmu eksakta atau (alam) konsep akan lebih nyata dan  lebih jelas dapat diukur, misalnya berat, tinggi, luas, panjang, dsb. Namun, dalam ilmu sosial dan humaniora lebih bersifat abstrak yang memperlukan deskrepsi lebih lanjut untuk dapat mengukuurnya. Misalnya konsep bekerja, prestasi, kepemimpinan dsb.
Didalam kegiatan penelitian, dalam rangka memperoleh data atau fakta, maka setiap konsep harus dideskripsikan lebih nyata dan jelas. Oleh karena itu setiap konsep yang dipergunakan dalam penelitian diterjemahkan lebih lanjut menjadi variabel penelitian.
Konsep diterjemahkan menjadi variabel agar lebih daapt diukur dengan melakukan deskripsi operasional dengan memberikan tekanan dan pemilahan pada aspek tertentu dari konsep itu sendiri. Misalnya konsep tentang prestasi kerja harus dideskripsikan agar dapat lebih terukur, apakah pada aspek kualitas, kuantitas, aspek proses atau hasil dsb.[2] 

3.5  Variabel dan data Penelitian
Seperti telah disebutkan bahwa penelitian pada dasarnya menjawab masalah penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian, dengan menggunakan data atau fakta ataupun gejala yang ditemukan. Untuk memperoleh data atau fakta tersebut diperlukan ketegasan dan kejelasan konsep dan variabel peneliian. Dari variabel penelitian dengan deskripsi yang jelas akan menjadi alat ukur terhadap objek penelitian. Melalui   metode pengumpulan data penelitian, maka akan diperoleh data atau fakta penelitian. [3]
2.6 Jenis-Jenis Variabel
·         Variabel dependen (variabel terikat)
Dinamakan variabel terikat karena variabel ini terikat atau dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain. Contohnya: pengaruh belajar terhadap prestasi.
·         Variabel Independen (variabel bebas)
Dinamakan variabel bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Variabel ini adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen.
Contohnya : pengaruh belajar terhadap prestasi.
·         Variabel Moderat
Variabel moderat mempengaruhi (memperkuat atau melemahkan) variabel bebas dan variabel terikat. Variabel ini juga disebut variabel independen kedua.
Contohnya: hubungan  motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peran dosen  sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik.
·         Variabel Antara
Variabel antara yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat,tetapi tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.variabel ini terletak antara variabel bebas dan variabel terikat , sehingga variabel bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya variabel terikat.
Contohnya: tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi umur harapan hidup. Disini variabel antaranya yaitu yang berupa gaya hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderat yaitu budaya lingkungan tempat tinggal
3.6  Teknik Pengukuran
Pengukuran adalah penetapan angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu :
1.      Indikan dari objek
Suatu objek mempunyai ciri atau sifat jika kita mengukur suatu objek yang diukur sebenarnya bukanlah objek tersebut, bukan pula sifatnya, tetapi yang diukur indikan dari sifat tersebut. Indikan tidak lain dari suatu istilah yang digunakan yang berarti suatu yang menunjukkan pada sesuatu yang lain.
2.      Pengukuran vs Realita
Dalam ilmu-ilmu natural dari suatu variabel dapat secara langsung diamati dan dibandingkan dengan realita. Dilain pihak mengukur fariabel ilmu sosial sering mengandung tanda tanya apakah pengukuran yang dilaukan cocok dengan realita. Dengan perkataan lain apakah prosedur pengukuran yang dilakukan isomorphik dengan realita? Suatu pengukuran yang baik harus mempunyai sifat isomorphis dengan realita.
Jenis-jenis pengukuran:
a.       Ukuran nominal
b.      Ukuran ordinal
c.       Ukuran interval
d.      Ukuran rasio[4]
Ukuran nominal adalah ukuran yang sederhana dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukan tingkatan apa-apa. Objek dikelompokan dalam set-set, dan kepada semua anggota set diberikan angka. set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan tersisa. Variable nominal juga dapat diartikan variable dimana tidak ada keharusan menguutkan katagorinya. Contohnya : warga Negara Indonesia dilihat dari sudut agama, penyusunan katagorinya dapat memenuhi berbagai cara : agama islam, katolik, hindu, budha, Kristen atau bias juga, Kristen, islam, hindu, buda, katolik.
Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan rendom atau ringking saja. Variable ordinal juga dapat diartikan variable dimana katagorinya dapat dirutkan. Contohnya : sejumlah orang islam ditanya tentang solat tahajud mereka, maka urutan katagori variable tersebut sebagai berikut :
Ibadah solat tahajud :
a.       Selalu
b.      Sering
c.       Kadang-kadang
d.      Jarang
e.       Tidak pernah
Ukuran interval adalah suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang  sama dari ciri satu atau sifat objek yang diukur. Ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur. Variabel interval dapat diartikan sebagai variable yang katagorinya dapat diurutkan  dan jarak satu katagori dengan kata gori berikutnya dapat dihitung dengan tepat. Sebagai contoh : sejumlah mahasiswa dilihat dari IPK nya.
a.        3,01-4,00
b.      2,01-3,00
c.       1,01-2,00
d.      0,01-1,00
Ukuran rasio adalah  sekala ukur dimana bilangan saling berfungsi sebagai pembeda, menunjukkan tingkat dan jarak yang sama atau jelas, juga sudah memberikan nilai nol yang absolut atau ada titik nolnya.
Dalam ilmu statistika, data rasio merupakan tipe data dengan level pengukuran yang paling tinggi dibandingkan dengan tipe data lain. Data ini termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Angka yang digunakan pada data ini menunjukkan angka yang sesungguhnya, bukan hanya sebagai symbol dan memiliki nilai nol yang sesungguhnya. Pada data ini, dapat dilakukan berbagai operasi matematika.
Contohnya :
 Dalam sebuah bank, seseorang mempunyai tabungan dengan saldo 10.000.000 rupiah. Angka tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut benar-benar mempunyai saldo sebesar 10.000.000 rupiah. Jika seseorang mempunyai saldo -1.000.000 rupiah berarti orang tersebut mempunyai hutang sebesar 1.000.000 rupiah. Sedangkan jika seseorang mempunyai saldo 0 rupiah berarti orang tersebut tidak mempunyai tabungan maupun hutang
4.      Reliabilitas dan Validitas
Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur disebut mempunyai realibilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu stabil dapat diandalkan dan dapt diramalkan. Dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa. Suatu pertanyaan atau ukuran yang akurat adalah ukuran yang cocok dengan yang diukur.
*Validitas isi :  mempersoalkan apakah isi dari suatu alat ukur (bahanya, topiknya, substannya) )mencangkup representatif atau cukup merupakan sebuah sampling. Validitas isi secara mendasar adalah suatu pendapat baik pendapat sendiri atupun pendapat orang lain. Tiap-tiap item atau soal dalam ujian perlu dipelajari secara seksama dan kemudian dipertimbangkan tenrang epresenatif tidaknya isi yang akan diuji.
Validitas yang berhubungan dengan kriteria :
Validitas yang berhubungan dengan kriteria adalah validitas yang dilihat dengan membandingkan suatu kriteria atau variabel yang diketahui atau dipercaya dapat digunakan mengukur atribut tertentu. Jika skor atau skala yang diukur dibandingkan dengan suatu atau lebih kriteria atau variabel yang dianggap mengukur hal yang ingin diukur, maka yang dikerjakan adalah menetapkan validitas dari alat ukur. Validitas prediktif termasuk dalam validitas yang berhubungan dengan creterion. Segala jenis validitas dengan tujuan mengadakan prediksi dengan kriteria luar adalah validitas yang berhubungan dengan kriteria.
*validitas konstrak (construk)
Seperti diketahui konstruk adalah suatu abstraksi dan generalisasi khusus dan merupakan suatu kosep yang diciptakan khusus untuk kebutuhan ilmiah dan mempunyai pengertian terbatas. Kostruk tersebut diberi definisi sehingga dapat dilihat dan diukur. Dalam membahas validitas konstruk (seperti; intelegensia, status ekonomi, persepsi,pendidikan tradisional, jenis kelamin,dsb) maka pertama-tama yang dikerjakan oleh seorang peneliti adalah menganalisa unsur-unsur yang menjadi bagian dari konstruk tersebut.
*validitas muka
Ada dua pengertian tentang faliditas muka , pertama validitas muka berhubungan dengan pengukuran yang konkret tanpa memerlukan inferensi. Arti yang lain dari validitas muka berhubungan dengan penelitian para ahli terhadap suatu alat ukur.[5]



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Konsep, variable, dan konstruk ketiganya saling berkaitan. Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan objek secara abstrak.
Konstuk merupakan jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi dari konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu.
Variable merupakan penentu sifat apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Jenis-jenis variable yaitu :
1.      Variable dependen
2.      Variable independen
3.      Variable moderat
4.      Varabel antara
Ada beberapa cara Pengukuran variable diantaranya :
1.      Pengukuran Nominal
2.      Pengukuran Ordinal
3.      Pengukuran interval
4.      Pengukuran Rasio










DAFTAR PUSTAKA


Sumanto, Teori dan Aplikasi Metodologi Penelitian, Yogyakarta: 2014

Supardi, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta, 2005
http://www.apapengertianahli.com/2014/09/pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabel.html



[1] Sumanto, Teori dan Aplikasi Metodologi Penelitian, Yogyakarta, 2014 ,hlm : 31
[2][2] Supardi,Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta, 2005 hlm: 92
[3] Ibid hlm :93
[4] Ibid hlm: 97
[5] http://www.apapengertianahli.com/2014/09/pengertian-variabel-dan-macam-macam-variabel.html
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Secara teoritis, tidak ada perbedaan signifikan antara perekonomian klasik dengan modern. Teori harga secara mendasar sama, yakni bahwa harga wajar atau harga keseimbangan diperoleh dari interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran (suplai) dalam suatu persaingan sempurna, hanya saja dalam perekonomian modern teori dasar ini berkembang menyadi kompleks karena adanya diversifikasi pelaku pasar, produk, mekanisme perdagangan, instrumen, maupun perilakunya,yang mengakibatkan terjadinya distorsi pasar.
                Dalam struktur pasar apapun sebuah perusahaan beroperasi, penetapan harga untuk maksimasi laba mangharuskan analisis yang seksama terhadap hubungan antara biaya marginal dan pendapatan marginal. Tetapi, riset tentang praktek – praktek penetapan harga aktual menunjukkan bahwa banyak perusahaan tampaknya menetapkan harga tanpa analisis eksplisit rehadap hubungan marginal. Studi memperlihatkan bahwa kebanyakan perusahaan menggunakan penetapan harga markup, menetapkan harga untuk menutup semua biaya langsung ditambah markup sebesar satu presentase tertentu untuk kontribusi laba (biaya umum dan laba) daripada menetapkan harga di mana MR = MC. Bagaimana sesuatu yang tampaknya bertentangan antara teori ekonomi dan praktek penetapan harga actual ini dijelaskan?
            Jika kita memahami prosedur yang dipergunakan untuk keputusan penetapan harga actual, tidak terdapat konflik antara teori dan praktek. Pada kenyataannya, praktek – praktek penetapan harga secara markup merupakan alat praktis yang dengannya perusahaan – perusahaan menerapkan analisis marginal untuk menetapkan harga berbagai barang dan jasa. Praktek penetapan harga secara markup yang luwes dan mencerminkan perbedaan dalam biaya marginal dan elastisitas permintaan merupakan cara yang efisien untuk beroperasi sehingga MR = MC untuk setiap lini produk yang dijual.
Demikian pula, praktek penetapan harga untuk musim puncak dan di luar puncak, diskriminasi harga, dan penetapan harga untuk produk - produk kesemuanya merupakan cara yang efisien untuk beroperasi sehingga MR = MC untuk setiap pelanggan atau kelompok pelanggan dan kelompok produk.

B. Rumusan Masalah
            Agar permasalahan tidak meluas serta dapat lebih terarah pada pokok permasalahan, maka dapat dirumuskan permasalahan berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui pengertian harga
2.      Bagaimana Konsep dan Peranan Harga?
3.      Mengetahui Tujuan Penetapan Harga
4.      Mengetahui Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga
5.      Penjelasan Metode Penetapan Harga
6.      Mengetahui Penyesuaian Terhadap Harga
7.      Bagaimana Strategi Penetapan Harga
8.      Bagaimana Strategi Penetapan Harga Produk Baru
9.      Bagaimana Strategi Penetapan harga Produk yang sudah Mapan
C. Tujuan Penulisan
            Berdasar rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari harga
2.      Untuk mengetahui Bagaimana Konsep dan Peranan Harga?
3.      Untuk mengetahui Tujuan Penetapan Harga
4.      Untuk mengetahui  Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga
5.      Untuk mengetahui  Metode Penetapan Harga
6.      Untuk mengetahui  Penyesuaian Terhadap Harga
7.      Untuk mengetahui  Strategi Penetapan Harga
8.      Untuk mengetahui  Strategi Penetapan Harga Produk Baru
9.      Untuk mengetahui  Strategi Penetapan harga Produk yang sudah Mapan
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Definisi Harga
            Menurut Stanton, (1984) Harga adalah Price is valueexpressed in terms of dollars and cens, or any other monetary medium of exchange. yang kurang lebih memiliki arti harga adalah nilai yang dinyatakan dalam dolar dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.
Menurut Basu Swastha (1986: 147) Harga diartikan sebagai Jumlah uang (kemungkinan ditambah barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Menurut menurut Alex S Nitisemito (1991:55) Harga diartikan sebagai nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.
            Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa, Tjiptono (2001 : 151). Dan harga merupakan unsur satu–satunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan distribusi).

B.       Konsep dan Peranan Harga
“Pada tingkat harga, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula, Demikian pula pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan”

Asumsi :
•  Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah : misalnya Iuran, tarif,  Sewa, Bunga,              Komisi,Upah, Gaji, Honorarium dsb.
•  Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung pada laba perusahaan :                Laba  =     Pendapatan Total   –  Biaya Total  ( Harga per unit x Kuantitas yg terjual) –  ( Biaya Tetap)
PERANAN HARGA
Ada dua Peranan Utama Dalam Proses Pengambilan
Keputusan Para Pembeli
1.      Peranan Alokasi Dari Harga :
•  Fungsi harga dalam membatu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yg diharapkan berdasarkan daya beli
•  Dapat membantu pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa
•  Dapat membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia
•  Memutuskan alokasi dana yang dikehendaki
2.      Peranan Informasi dari Harga :
·         Fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas
·         Membantu pembeli dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor Produk/ manfaat secara abjektif .[1]

C.     Tujuan penetapan harga
1.      Tujuan Berorientasi pada Laba
Dalam era persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin kompleks dan semakin banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, sehingga tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum. Oleh karena itu ada pula perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba, yakni tingkat laba yang sesuai atau pantas sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasa digunakan, yaitu target marjin dan target ROI (Return On Investment)
2.      Tujuan Berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objective.  Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan.[2]
3.      Tujuan Berorientasi pada Citra
  Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.  Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.
4.      Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Harga
a.      Faktor Internal
1) Tujuan Pemasaran Perusahaan; makimalisasi laba;   mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan; meraih pangsa pasar yang besar; menciptakan kepeminpinan dlm hal kualitas; mengatasi persaingan; melaksanakan tanggung jawab social.
2) Strategi Buran Pemasaran ; harga perlu dikoordinasikan dan saling menduung dengan bauran pemasaran  lainya yaitu pruduk, ditribusi dan promosi
3) Biaya ; merupakan faktor ygpaling menetukan harga minimalyang harus ditetapkan agar perusahaan tdk mengalami kerugian, dalam hal ini biaya tetap dan variabel
b.      Faktor Ekternal
1)  Sifat Pasar dan Permintaan; setiapperusahaan perlu memahami sifat dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau monopoli.  Faktor lain yang tdk kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan
2) Persaingan;( Porter )
Ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan suatu industri :
a.       Persaingan dalam industri yang bersangkutan
b.      Pruduk Substitusi
c.       Pemasok
d.      Pelanggan dan
e.       Ancaman-ancaman baru[3]

E.  METODE PENETAPAN HARGA
            Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi, dalam penetapan harga menurut Marras (1999: 181-185), harga dapat ditentukan atau dihitung :
1)      Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing method).
2)      Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan suplai.
3)      Penetapan harga pasar yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar.
4)      Harga yang berdasarkan keseimbangan antara suplai dan permintaan.
5)      Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar.

Metode menentukan harga jual produk
a)      Metode penetapan harga biaya plus (Cost Plus Pricing) yaitupengusaha menetapkan harga satu unit barang sama besarnya dengan jumlah biaya per unit ditambah keuntungan.
Rumus: Harga jual = biaya total + marjin

Contoh:
Biaya produksi 100 barang adalah : Biaya bahan baku= Rp. 3000.000,00, Biaya tenaga kerja= Rp. 550.000,00, Biaya lain-lain (sewa, gaji pimpinan, penyusutan peralatan) Rp. 450.000,00, Jumlah Biaya Rp. 4.000.000,00.
Keuntungan yang diinginkan 20 % dari total biaya, sehingga harga seluruhnya= Rp. 4.000.000,00 + (20 % x Rp. 4.000.000,00) = Rp. 4.800.000,00
Harga satuan = Rp. 4.800.000,00 : 100 = Rp. 48.000,00

b)      Metode Penetapan Harga Mark Up (Mark Up Pricing) adalah metode yang biasanya digunakan oleh para pedagang yang usahanya membeli dan menjual kembali barang tersebut setelah terlebih dahulu ditambah biaya-biaya. Biasanya, besarnya mark up adalah keseluruhan biaya operasi dan keuntungan yang diinginkan. Dalam sistem ini, perusahaan menetapkan harga jual dengan menambah harga beli dengan persentase tertentu.
Rumus:
Harga jual = Harga beli + mark up

Contoh:
Harga barang dagangan Rp. 2.250.000,00, Biaya Pengelolaan dan penjualan Rp. 75.000,00, Keuntungan yang diharapkan Rp. 225.000,00.
Harga jual= Rp. 2.250.000,00 + (Rp. 75.000,00 + Rp. 225.000,00)= Rp. 2.250.000,00

c)      Metode penetapan harga break even
Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah dengan analisa break-even. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan break-even bilamana penghasilan (revenue) yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu. Menurut metode ini, perusahaan akan mendapatkan laba bilamana penjualan yang dicapai berada di atas titik break-even, maka perusahaanakan menderita rugi.


Ttitik Break Even dapat dihitung dengan formula sbb. :
                                                      Biaya tetap total
Titik break-even dan unit =    -----------------------------------------
                                                Konrtibusi per unit pada overhead
Kontribusi per unit pada everhead dapat diartikan sebagai kelebihan harga jual per unit di atas biaya variabel rata-rata yang dipakai untuk menutup biaya tetap. Jadi, kontribusi per unit produk pada overhead ini dapat diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Kontribusi per unit produk pada overhead = Harga jual per unit - Biaya variabel rata-rata
Contoh : Dengan sebuah contoh , biaya tetap perusahaan adalah Rp500,- dan biaya variabelnya adalah konstan, yakni Rp 60,- per unit. Jadi biaya total (total cost) untuk satu unit produk adalah Rp 560,- , yang diperoleh dari Rp500,- + Rp.60,-. Sekarang, berapakah biaya totalnya jika perusahaan membuat dan menjual sebanyak 5 unit ?
Biaya total = biaya tetap + biaya variabel
            = Rp 500,- + (5 x Rp 60,-)
            = Rp.800,-
Apabila 5 unit tersebut dijual dengan harga Rp 160,- per unit, maka penghasilan perusahaan (total revenue) yang diterima dari penjualan adalah sebesar 5 X Rp 160,- = Rp 800,-. Dalam hal ini biaya total Rp 800,-) sama besar dengan penghasilannya (Rp800,-). Pada saat inilah perusahaan berada dalam keadaan break-even
            Jika menejemen mempunyai kebijaksanaan lain dimana harga jual per unitnya bukan  Rp.160,- melainkan Rp 200, maka tentunya menejemen akan memperoleh laba; perhitungannya sebagai berikut :
Penjualan = 5 unit  @ Rp 200, = Rp 1.000,-
         Biaya total :
Biaya variabel  =  5 X Rp 60,- = Rp 300,-
          Biaya tetap     =              = Rp 500,-
                                                        -------------
                                                          Rp    800,-
                                                        ----------------------
                                                       Laba = Rp   200,-
Atau dengan kata lain, apabila harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 200,- per unit, maka supaya menejemen tidak rugi ia harus menjual minimal sebanyak 3,6 unit.
Sedangkan kelebihannya yang 1,4 unit (sudah dibulatkan) merupakan keuntungan, dengan perhitungan sebagai berikut :

* Penjualan               =  1,4 unit X Rp. 200,- = Rp. 280,-
* Biaya variabel          =  1,4 unit X Rp.  60,- = Rp.  80,-
                                                                         ----------------
                                                           Laba     =  Rp.200,

F.   PENYESUAIAN-PENYESUAIAN KHUSUS TERHADAP HARGA
Penyesuaian khusus terhadap harga menurut daftar (list price) terdiri atas [4]:
a.       Diskon,
Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenagkan bagi penjual.
b.       Penyesuaian Geografis (Geographical Adjustment)
1)      Penyesuaian geografis merupakan penyesuaian terhadap harga yang dilakukan oleh produsen atau juga wholesaler sehubungan dengan biaya transportasi produk dari penjual ke pembeli.
2)      Biaya transportasi ini merupakan salah satu unsur penting dalam biaya variable total, yang tentunya akan menentukan harga akhir yang harus dibayar oleh pembeli.


G.    STRATEGI PENETAPAN HARGA
Secara garis besar strategi penetapan harga dapat dikelompokan menjadi8 kelompok, yaitu:
a.       Strategi penetapan harga produk baru
b.      Strategi penetapan harga produk yang sudah mapan.
c.       Strategi fleksibilitas harga
d.      Strategi penetapan harga lini produk
e.       Strategi leasing
f.       Strategi bundling-pricing
g.      Strategi kepemimpinan harga                                                                                                    
h.      Strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar[5]


H.   STRATEGI PENETAPAN HARGA PRODUK BARU
 Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. Selain itu juga sedapat mungkin mencegah timbulnya persaingan sengit. Pada hakikatnya ada dua strategi pokok dalam menetapkan harga produk baru, yaitu : skimming pricing dan penetration pricing.
Skimming Pricing
–        Strategi ini merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru.
–        Biasanya strategi ini dilengkapi dengan aktivitas promosi yang gencar.
–        Produk-produk yang harganya ditetapkan dengan strategi ini, diantaranya produk-produk yang berkaitan dengan teknologi baru (seperti stereo set, telpon selular,perangkat keras computer, dan lain-lain).

Skimming pricing ccocok digunakan dalam situasi sebagai berikut:
1.      Produk baru memiliki karakteristik unik/khas yang sangat diharapkan /disukai konsumen dan tidak ada atau hanya sedikit tersedia produk substitusi.
2.      Cukup banyak pelanggan yang bersedia untuk membeli produk pada tingkat harga awal yang tinggi. Biasanya pelanggan yang termasuk kategori ini adalah mereka yang berpenghasilan tinggi dan suka mengikuti trend.
3.      Sifat permintaan yang dihadapi tidak pasti.
4.      Perusahaan telah mengeluarkan dana sangat besar untuk riset dan pengembangan suatu produk baru.
5.      Harga awal yang tinggi tersebut tidak akan menjadi daya tarik bagi masuknya para pesaing. Disamping itu ada hambatan masuk bagi pesaing,misalnya berupa hak paten.
6.      Pelanggan menginterpretasikan harga tinggi sebagai indicator kualitas yang tinggi.
7.      Bila produk baru yang dihasilkan sangat inovatif sehingga pasar diperkirakan memerlukan waktu lama sebelum memasuki tahap kedewasaan dalam PLC.
Penetration Pricing
 Dalam strategi ini harga ditetapkan relatif rendah pada tahap awal product life cycle (PLC). Tujuannya adalah agar dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga yang rendah,maka perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomis dan menurunya biaya per unit. Stategi ini memiliki perspektif jangka panjang,dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
 Ada beberapa situasi yang sesuai dengan penerapan stategi ini,di antaranya:
1.      Produk yang dihasilkan memiliki daya tarik tertentu bagi pasar.
2.      Banyak segmen pasar yang sensitive terhadap harag.
3.      harga awal yang rendah mengurangi minat pesaing untuk memasuki pasar.
4.      Biaya produksi per unit dan biaya pemasaran menurun drastic seiring dengan meningkatkan volume produksi.

I.                   TRATEGI PENETAPAN HARGA PRODUK YANG SUDAH MAPAN
Factor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada di pasar:[6]
a.       Adanya perubahan dalam lingkungan pemasaran, misalnya ada pesaing besar yang menurunkan harganya.
b.      Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadi perubahan selera konsumen.
Memiliki tiga alternative strategi, yaitu :
1.      Mempertahankan Harga,
Strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam pasar  (misalnya pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan) dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat
2.      Menurunkan Harga,
Ada tiga alasan yang mendorong suatu perusahaan perlu menurunkan harga
1.      Strategi defensive, dimana perusahaan memotong harga guna menghadapi persaingan yang semakin ketat
2.      Strategi ofensif, dimana perusahaan berusaha memenangkan persaingan.
3.      Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perubahan lingkungan.
3.      Menaikan Harga
 Menaikan harga produk biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi.









BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
 Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari dan dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan, produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang, fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi dan ide sebagai pengaruh dari Consumer Adoption Process, produk memiliki siklus hidup yang pada umumnya terdiri dari tahap perkenalan, pertumbuhan, pendewasaan, dan penurunan.
Kaitannya dengan produk pasti tidak terlapas dari masalah harga, agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setipa perusahaan harus menetapkan harga secara tepat, ada beberapa metode penetapan harga yaitu : pendekatan  permintaan untuk menetapkan harga, pendekatan biaya untuk menetapkan harga dan diskon selain itu pula terdapat beberapa metode penetapan harga khusus untuk produk baru yaitu : Penetracing Pricing dan Skimming Pricing

.







DAFTAR PUSTAKA

Tjiptono, Fandy. 2001.  Manajemen Jasa. Yogyakarta :Andy Offset.
Karwowski, W and Marras, S.W. 1999. The Occupational Ergonomics Handbook.
New York : CRC Press LLC
Pappas, James L, dan Hirschey, Mark. 1995. Ekonomi Manajerial.Jakarta : PT.  Binarupa Aksara Indonesia.
Stanton, William J. 1984. Prinsip Pemasaran. Jakarta : Penerbit Erlangga




[1]Fandy Tjiptono,  Manajemen Jasa, 2010, Yogyakarta :Andy Offset hal : 160
[2] ibid, hal :162
[3] Karwowski, W and Marras, S.W. 1999. The Occupational Ergonomics Handbook.New York : CRC Press LLC, hal:117

[4]ibid : 119
[5]Pappas, James L. dan Hirschey, Mark. 1995. Ekonomi Manajerial.Jakarta : PT. Binarupa Aksara Indonesia. Hal: 171
[6]Stanton, William J. 1984. Prinsip Pemasaran. Jakarta : Penerbit Erlangga, hal: 111