Struktur Keilmuan Islam
Islam merupakan agama yang ajarannya bisa diterima oleh semua umat,
kapanpun dan dimanapun. Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW secara khusus
disebut sebagai agama islam atau dien al-islam. Nabi muhamad telah menambahkan
ajaran tersebut secara sempurna, sehingga akan terjamin otentitas dan sekaligus
perkembangannya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tempat, yaitu :
1.
Membukukan
secara otentik sumber dasar, pokok-pokok, dan ajaran dalam islam sebagai wahyu
dari Allah SWT yang tertuang dalam al-qur’an.
2.
Memberikan
penjelasan, contoh dan teladan pelaksanaanya didalam Hadist
Memahami ajaran Islam dalam struktur islam, iman, ihsan
Orang yang islam disebut muslim, orang yang beriman disebut mu’min
dan orang yang ihsan disebut muhsin. Dan dalam kaitan ini seorang islam dan
belum beriman baru hanya disebut muslim, apabila seorang islam sudah beriman
maka berubahlah disebut mu’min dan seorang mu’min apabila sudah bisa menjadi
seorang ihsan baru disebut ihsan dan inilah yang disebut dengan triologi ajaran
illahi.
·
Islam
Islam adalah inisial seseorang masuk kedalam lingkar ajaran illahi.
Orang yang baru masuk islam itu belum
dikatakan beriman, melainkan hanya sedang ber-islam, sebab iman belum masuk
pada diri mereka. Iman lebih mendalam daripada islam.
Kata al-islam mempunyai banyak istilah dan tentunya sering
ditemukan di dalam al-qur’an yaitu islam yang berarti sikap pasrah atau
menyerahkan diri kepada Allah. Hal ini dikuatkan dengan adanya dasar pandangan
dalam al-qur’an bahwa semua agama yang benar adalah agama islam, dalam
pengertian “semuanya” mengajarkan sikap pasrah kepada Tuhan. Sebagaimana
disimpulkan dari firman Allah :
“Dan janganlah berdebat dengan ahlul kitab, melainkan dengan cara
yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim diantara mereka, dan
katakanlah, kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami
dan yang diturunkan kepadamu, Tuhan kami dan Tuhan kamu satu : dan hanya
kepada-Nya kami berserah diri”
Sama dengan perkataan “al-islam” di atas, perkataan “muslimun”
dalam firman itu lebih tepat diartikan pada makna generiknya,.
·
Iman
Secara umum iman diartikan percaya, khususnya percaya pada rukun
Iman yang enam (merut akidah sunny).
Berdasarkan hadist iman merupakan tambatan hati
yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip
dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka
orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya
dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang
yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan sikap
hidup. Karena percaya pada rukun Iman itu memang mendasari pada tindakan
seseorang, maka pengertian Iman yang umum dikenal dengan wajar dan benar. Dalam
pengertian yang lebih mendalam , Iman tidak hanya cukup dengan sikap batin yang
percaya atau hanya sekedar mempercayai saja, tetapi menuntut perwujudan
lahiriyah atau tindakan-tindakan. Dalam
pengertian inilah kita dapat memahami sabda Nabi bahwa Iman mempunyai lebih
dari 70 tingkat, yang paling tinggi adalah ucapan tiada Tuhan selain Allah dan
yang paling rendah adalah menyingkirkan bahaya dijalan.
Keimanan adalah hal yany
paling mendasar yang harus dimiliki seseorang. Allah memerintahkan agar ummat
manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
·
Ihsan
Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa Nabi menjelaskan “ihsan ialah
bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya dan apabila tidak
melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihat engkau”. Dengan demikian ihsan adalah ajaran tentang
penghayatan pekat akan hadirnya Tuhan dalam hidup, melalui penghayatan diri
dengan menghadap dan berada di depan hadirat-Nya ketika beribadah.
Lalu bagaimana caranya? Dalam mengejawantahkan
ihsan bagi mahluk sosial seperti manusia, khususnya kaum muslim ialah dengan
cara berbuat baik. Karena dengan pemahaman ihsan ini kita merasa selalu diawasi
oleh Allah Yang Maha Melihat, dengan begitu kita tidak akan mau melakukan
perbuatan buruk, kalaupun sampai terbersit maka tetap saja kita tidak akan mau
mengerjakannya disebabkan Ihsan tadi. Selain berbuat baik Ihsan juga merupakan
salah satu cara agar kita bisa khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita
beribadah seolah-olah kita melihat Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin
bahwa Allah SWT yang Maha Melihat selalu melihat kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar